Partai Berbasis Massa Islam, Masihkah Ada Nyali?

By: Nandang Burhanudin
****

Suatu hari dalam Perang Badar. Muncullah tiga ksatria Quraisy yang terkenal ahli menunggang kuda, ahli bermain pedang, dan ahli strategi. Mereka maju untuk menantang perang tanding vs pasukan Muslim. Mereka adalah Utbah bin Rabi'a, Syaibah bin Rabi'ah, dan Al-Walid binUtbah.


Dari kalangan Muslim, waktu itu, maju 3 mujahid dari kalangan Anshar. Mereka adalah Auf bin Al-Harits, Mu'awwidz binAl-Harits, dan Abdullah bin Rawahah. Namun kalangan Quraisy menolak. "Kalian siapa?" Ketiga mujahid Muslim menjawab, "Sekelompok dari kalangan Anshar!"

Di barisan Musyrikin ada berteriak, "Hai Muhammad, keluarkan dari pasukan kalian yang sepadan melawan kami."

Rasul memerintahkan, "Qum ya Hamzah. Qum ya 'Ubaidah. Qum ya 'Ali."

Mereka menanggapi, "Ini baru padanan terhormat!"
*****

Duel perang tanding face to face (almubarazah), jamak terjadi di setiap pertempuran. Tak terkecuali pertempuran politik. Perhatikan keangkuhan PDIP saat ini. Merasa tak ada tanding tak ada banding. Mereka begitu jumawa memaksakan kebijakan yang mencedrai mayoritas, yang dipastikan tidak memilih PDIP di Pemilu 2014.

Tapi mengapa mereka berani? Sebab kalangan Islam dan parpol Islam-nya sudah ditundukkan. Bahkan tanpa perlu perang tanding satu lawan satu. PPP, PAN, bahkan PKS pun diompongkan. Tentu dengan membatasi gerak singa-singa yang berani melawan rezim saat ini. DPR pun nyaris tak berkutik, selain hanya suara parau, yang tak lagi jelas menentang kebijakan pemerintah yang sangat absurd.

Pembiaran terhadap antek PKI. Arogansi AHOK. Kemandulan KPK, POLRI, Kejaksaan, HAKIM. Kesewenangan Mendagri. Tumpulnya TNI. Semua menjadi bukti, politik UANG adalah panglima. Saya tak percaya. Puluhan tahun hal-hal yang aksiomatis dalam beragama, kini dihina dina tanpa ada pembelaan. Puluhan tahun Pancasila ditahbiskan sebagai falsafah negara. Kini dihinakan, tanpa ada penentangan dari aparat yang dulu bersumpah setia sebagai abdi Pancasila.

Jelas semua disebabkan. Luhut bersama Sutiyoso, menjadi pejabat paling senior. Semua aparat di TNI dan POLRI, adalah anak bawang. Sama halnya dengan Megawati. Dia menganggap, politikus Senayan hanyalah anak kemarin sore. Pandai berteori. Namun tak tahan rayuan materi, apalagi senyuman Puan Maharani. Plus sentuhan sihir sang maestro, Tuan Jokowi.

Partai berbasis massa Islam. Adakah kini yang masih punya nyali, menggerakkan NAHYI MUNGKAR melalui mimbar parlemen? Relakah MIRAS dilegalkan, sedang pemerkosa sadis hanya dihukum bilangan tahun? Saya ingin mendengar, ada sosok Hamzah bin Abdul Muthallib, Ali bin Abi Thalib dan Abu 'Ubaidah dari partai berbasis massa Islam yang siap menebas kesombongan menyesatkan. Adakah?

Related

Nandang Burhanudin 1084613339328904080

Posting Komentar

Recent

Recent Posts Widget

Arsip

Entri yang Diunggulkan

Kemunculan Al Mahdi - Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc

Gambar Ilustrasi Kajian Khusus Masjid Raya Bintaro Jaya @16 Januari 2016 Kemunculan Al Mahdi Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc K...

Hot in week

Tayangan Laman

item