Pro Kontra Ritual Nishfu Sya'ban

https://bariqunnury.blogspot.com/2016/05/pro-kontra-ritual-nishfu-syaban.html
๐๐บPRO KONTRA RITUAL NISHFU SYAโBAN๐บ๐
๐ฆ๐ฅ๐ฆ๐ฅ๐ฆ๐ฅ
Di beberapa negara Islam, umat Islam memiliki tradisi berkumpul di masjid atau di surau pada tiap baโda maghrib di malam nishfu syaโban (malam ke lima belas bulan Sya'ban). Mereka membaca surat Yasin, lalu shalat dua rakaat dengan tujuan agar panjang umur, lalu shalat dua rakaat lagi agar kaya selain itu mereka berdoa dengan doa-doa khusus untuk malam nishfu syaโban. Apakah ini semua memiliki dalil dari Al Quran, As Sunnah, atau pernah diperbuat oleh sahabat, atau tabiโin, atau tabiโut tabiโin, atau para imam madzhab? Ataukah ini kekeliruan dan perkara yang diada-adakan? (baca: bidโah)
๐ Pihak Yang Membid'ahkan
Kelompok ini menilai bahwa aktifitas tersebat adalah mengada-ada, menciptakan syariat baru dalam ibadah.
โ๏ธ Nabi dan para sahabat tidak pernah melakukan
โ๏ธ Jika itu baik, tentu mereka akan melakukannya sebab mereka generasi terbaik (baik ilmu dan akhlak), dan mustahil kebaikan itu luput dari mereka
โ๏ธ ayat dan hadits-hadits shahih menunjukkan Islam sudah sempurna maka jangan tambah-tambahkan lagi
โ๏ธ Hadits-hadits tentang nishfu Sya'ban semuanya lemah
๐ Pihak yang membolehkan dan dalil-dalilnya
Kaum muslimin yang gemar melakukan ritual nishfu syaโban memiliki banyak alasan, di antaranya adalah hadits-hadits berikut:
ุนููู ุนูุงุฆูุดูุฉู ููุงููุชู
ููููุฏูุชู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููููููุฉู ููุฎูุฑูุฌูุชู ููุฅูุฐูุง ูููู ุจูุงููุจููููุนู ููููุงูู ุฃูููููุชู ุชูุฎูุงููููู ุฃููู ููุญูููู ุงูููููู ุนููููููู ููุฑูุณูููููู ููููุชู ููุง ุฑูุณูููู ุงูููููู ุฅููููู ุธูููููุชู ุฃูููููู ุฃูุชูููุชู ุจูุนูุถู ููุณูุงุฆููู ููููุงูู ุฅูููู ุงูููููู ุนูุฒูู ููุฌูููู ููููุฒููู ููููููุฉู ุงููููุตููู ู ููู ุดูุนูุจูุงูู ุฅูููู ุงูุณููู ูุงุกู ุงูุฏููููููุง ููููุบูููุฑู ููุฃูููุซูุฑู ู ููู ุนูุฏูุฏู ุดูุนูุฑู ุบูููู ู ููููุจู
Dari โAisyah, dia berkata: โSuatu malam aku tidak menemukan Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam, maka aku keluar, dan dia sedang berada di Baqiโ, beliau bersabda: โApakah engkau takut Allah dan RasulNya melindungimu?โ Aku berkata: โWahai Rasulullah, sesungguhnya aku menyangka engkau mendatangi sebagian isterimu.โ Lalu beliau bersabda: โSusungguhnya Allah โAzza wa Jalla turun pada malam nishfu syaโban menuju langit dunia, dia memberikan ampunan melebihi banyaknya bulu Anjing yang diternak.โ (HR. At Tirmidzi No. 736. Ibnu Majah No. 1389. Ahmad No. 24825)
Hadits ini didhaโifkan oleh para imam hadits, lantaran para periwayatnya tidaklah saling mendengar langsung di antara mereka.
Imam At Tirmidzi Rahimahullah berkata:
ุณูู ูุนูุช ู ูุญูู ููุฏูุง ููุถูุนูููู ููุฐูุง ุงููุญูุฏููุซู ู ููุงูู ููุญูููู ุจููู ุฃูุจูู ููุซููุฑู ููู ู ููุณูู ูุนู ู ููู ุนูุฑูููุฉู ููุงููุญูุฌููุงุฌู ุจููู ุฃูุฑูุทูุงุฉู ููู ู ููุณูู ูุนู ู ููู ููุญูููู ุจููู ุฃูุจูู ููุซููุฑู
โAku mendengar Muhammad (yakni Imam Bukhari, pen) mendhaโifkan hadits ini. Dia mengatakan Yahya bin Abi Katsir tidaklah mendengarkannya dari โUrwah, dan Al Hajaj bin Arthah tidaklah mendengarkannya dari Yahya bin Abi Katsir.โ (Sunan At Tirmidzi pembahasan No. 736)
Syaikh Al Albany Rahimahullah juga mendhaifkan hadits ini. (Misykah Al Mashabih, No 1299)
Yahya bin Abi Katsir adalah seorang mudallis. (Majmaโ Az Zawaid, 1/86)
Begitu pula Al Hajaj bin Arthah, dia juga seorang mudallis. (Ibid, 4/170)
Mudallis adalah orang yang suka menutupi cacat yang ada pada sebuah hadits.
Syaikh al Albany mengatakan bahwa Al Hajaj bin Arthah tidak bisa dijadikan hujjah (dalil). (Irwaโul Ghalil , 4/298)
Hadits lainnya:
ุนููู ุนูููููู ุจููู ุฃูุจูู ุทูุงููุจู ููุงูู ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฅูุฐูุง ููุงููุชู ููููููุฉู ุงููููุตููู ู ููู ุดูุนูุจูุงูู ูููููู ููุง ููููููููุง ููุตููู ููุง ููููุงุฑูููุง ููุฅูููู ุงูููููู ููููุฒููู ูููููุง ููุบูุฑููุจู ุงูุดููู ูุณู ุฅูููู ุณูู ูุงุกู ุงูุฏููููููุง ููููููููู ุฃูููุง ู ููู ู ูุณูุชูุบูููุฑู ููู ููุฃูุบูููุฑู ูููู ุฃูููุง ู ูุณูุชูุฑูุฒููู ููุฃูุฑูุฒููููู ุฃูููุง ู ูุจูุชูููู ููุฃูุนูุงูููููู ุฃูููุง ููุฐูุง ุฃูููุง ููุฐูุง ุญูุชููู ููุทูููุนู ุงููููุฌูุฑู
Dari Ali bin Abi Thalib, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam bersabda: โJika datang malam nishfu syaโban maka shalatlah kalian pada malam harinya, dan berpuasalah pada siang harinya, karena sesungguhnya Allah turun ke langit dunia p
ada saat terbenamnya matahari, dan berkata: tidaklah orang yang minta ampunan kepadaKu maka Aku ampuni dia, tidaklah orang yang meminta rezeki maka Aku akan berikan dia rezeki, tidaklah orang yang mendapat musibah maka Aku akan memberinya pertolongan, dan tidaklah ini dan itu, hingga terbitnya matahari.โ (HR. Ibnu Majah No. 1388. Al Bahiaqi, Syuโabul Iman, No. 3664)
Dalam sanad hadits ini terdapat Abu Bakar Ibnu Abi Sabrah.
Imam al Haitsami menyebutnya sebagai matruk (haditsnya ditinggalkan/semi palsu) (Majmaโ Az Zawaid, 1/213), dan kadzab (pendusta). (Ibid, 6/268)
Pentahqiq Tahdzibul Kamal, yakni Dr. Basyar โAwad Maโruf mengatakan bahwa Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Yahya bin Maโin menyebut Ibnu Abi Sabrah sebagai pemalsu hadits.
Shalih bin Ahmad bin Muhammad bin Hambal berkata: โBapakku berkata kepadaku bahwa Ibnu Abi Sabrah adalah pemalsu hadits.โ (Al Jarh wat Taโdil, 7/ 306)
Imam Zainuddin Al โIraqi mengatakan dalam Takhrijul Ihyaโ, bahwa hadits ini bathil dan sanadnya dhaโif. (Takhrij Ahadits Al Ihyaโ No. 630)
Imam Ibnu Rajab dalam Lathaiful Maโarif menyatakan bahwa hadits ini dhaโif, dan Imam Al Mundziri mengisyaratkan kedhaโifan hadits ini dalam At Targhib. (As Silsilah Adh Dhaifah No. 2132)
Hadits lainnya:
ุนููู ุฃูุจูู ู ููุณูู ุงููุฃูุดูุนูุฑูููู ุนููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุงูู ุฅูููู ุงูููููู ููููุทููููุนู ููู ููููููุฉู ุงููููุตููู ู ููู ุดูุนูุจูุงูู ููููุบูููุฑู ููุฌูู ููุนู ุฎููููููู ุฅููููุง ููู ูุดูุฑููู ุฃููู ู ูุดูุงุญููู
Dari Abu Musa al โAsyโari, dari Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam, dia bersabda: โSesungguhnya Allah tampak pada malam nishfu syaโban, Dia mengampuni seluruh makhlukNya kecuali orang musyrik dan pendengki.โ (HR. Ath Thabarani, Al Muโja Al Awsath, No. 6967. Al Baihaqi, Syuโabul Iman, No. 3672. Sementara riwayat Ahmad: โKecuali orang musyrik dan pembunuh jiwa.โ)
Dalam sanad-nya terdapat Ibnu Lahiโah dan dia seorang rawi yang dhaโif. (Majmaโ Az Zawaid, 1/92)
Imam Yahya bin Maโin mengatakan: โHaditsnya bukanlah apa-apa.โ (Lisanul Mizan, 1/356)
Syaikh al Albany Rahimahullah mengatakan hadits ini dhaโif. Hadits di atas sebenarnya diriwayatkan oleh beberapa sahabat nabi. (Misykah Al Mashabih, No. 1306). Riwayat Ahmad pun juga dhaif. (Ibid, No. 1307)
Imam al Haitsami menguraikan, hadits seperti di atas juga diriwayatkan dari jalur Abu Bakar Ash Shiddiq dengan redaksi: โKecuali orang musyrik dan orang yang mendengki saudaranya.โ Diriwayatkan oleh Al Bazzar, dalam rawinya ada Abdul Malik bin Abdul Malik, Ibnu Abi Hatim menyebutkan tentang dia dalam Al Jarh wat Taโdil tapi dia tidak mendhaโifkannya. Sementara rawi lainnya adalah tsiqat (terpercaya).
Juga diriwayatkan dari jalur Abu Hurairah, diriwayatkan pula oleh Al Bazzar, dalam sanadnya terdapat Hisyam bin Abdurrahman, berkata Imam Al Haitsami: โAku tidak mengenalnya.โ Namun rawi lainnya tsiqat.
Juga diriwayatkan dari jalur โAuf bin Malik, diriwayatkan oleh Al Bazzar pula, dalam sanadnya terdapat Abdurrahman bin Ziyad bin Anโam. Ahmad bin Shalih menilainya tsiqah, tetapi mayoritas imam ahli hadits mendhaโifkannya, juga terdapat Ibnu Luhaiโah yang dhaโif. Namun rawi lainnya tsiqat.
Juga diriwayatkan dari jalur Muโadz bin Jabal, diriwayatkan oleh Ath Thabarani dalam Al Awsath dan Al Kabir, rawi kedua sanad ini tsiqat.
Juga diriwayatkan dari jalur Ibnu Umar, diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan redaksi: โKecuali dua orang yakni pendengki dan pembunuh jiwa.โ Dalam sanadnya terdapat Ibnu Luhaiโah yang dhaif, dan rawi lainnya bisa dipercaya.
Juga diriwayatkan dari jalur Abu Tsaโlabah, diriwayatkan oleh Ath Thabarani dengan redaksi: โ(Allah) mengampuni orang-orang beriman, dan memperlambat orang kafir, dan membiarkan orang-orang yang dengki dengan kedengkiannya, sampai ia meninggalkan perasaan dengkinya itu.โ Dalam sanadnya terdapat Al Ahwash bin Hakim, dan dia dhaโif. (Majmaโ Az Zawaid, 8/65)
โ Tapi, banyaknya jalur ini dianggap satu sama lain saling menguatkan, sehingga Syaikh Al Albani menshahihkan dalam penelitiannya yang lain. Lihat As Silsilah Ash Shahihah, 3/135, No. 1144. Darul Maโarif. Juga ki
tab beliau Shahih Al Jamiโ Ash Shaghir wa Ziyadatuhu, 2/785. Al Maktab Al Islami.
Dalam riwayat dari Utsman bin Muhammad bin Al Mughirah bin Al Akhnas, beliau berkata:
ุชูุทุน ุงูุขุฌุงู ู ู ุดุนุจุงู ุฅูู ุดุนุจุงู
โAjal manusia ditetapkan dari bulan syaโban ke bulan syaโban yang lain.โ (HR. AL Baihaqi, Syuโabul Iman, No. 3681)
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan bahwa hadits ini mursal. (Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al Quran Al โAzhim, 7/246).
Hadits mursal adalah hadits yang sanadnya gugur di thabaqat (henerasi/lapisan) akhirnya setelah tabiโin (tabiโin adalah generasi setelah sahabat nabi). Maksudnya, hadits tersebut diriwayatkan dari seorang tabiโin langsung ke Rasulullah tanpa melalui seorang sahabat Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam. Contoh seorang genarasi tabiโin berkata: Rasulullah bersabda โฆ., inilah mursal, sedangkan hadits yang biasa kita dengar adalah dari seorang sahabat Nabi: Rasulullah bersabda โฆ.., mayoritas ahli hadits dan fuqaha menyatakan bahwa hadits mursal adalah dhaif, demikian juga pendapat Imam Asy Syafiโi. Sedangkan menurut Malik, Abu Hanifah dan segolongan ulama, hadits mursal adalah shahih. Lihat hal ini dalam karya Imam An Nawawi, At Taqrib wat Taisir โฆ, Hal. 3)
Menurut jumhur (mayoritas) ulama dan kalangan Asy Syafiโiyah, hadits mursal adalah salah satu hadits dhaโif .
Hadits mursal adalah hadits yang rawinya pada tingkatan setelah tabiโin tidak disebutkan (digugurkan). Sehingga tidak bisa dipastikan apakah tabiโin tersebut mendengar langsung atau tidak.
Jadi, validitas hadits-hadits ini sangat diragukan, seandai pun shahih atau hasan, toh hadits ini sama sekali tidak menyebutkan tentang ritual khusus pada nishfu syaโban, hanya menyebut keutamaannya saja.
Demikianlah kedhaifan hadits-hadits tentang nishfu syaโban. Kita bisa mengetahui bahwa acara berkumpulnya menusia baโda shalat maghrib betepatan dengan malam kelima belas bulan syaโban, mereka melakukan shalat, membaca yasin, dan menyedaikan air dengan berbagai wadah, adalah acara yang tidak mempunyai sandaran kuat. Sehingga wajar jika merutinkan dan melazimkan acara tersebut setiap tahun pada tiap nishfu syaโban, ada sebagian ulama yang menyebutnya sebagai perbuatan mengada-ngada (bidโah) seperti Imam Ibnu Taimiyah, Imam An Nawawi, Syaikh Yusuf al Qaradhawy, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih โUtsaimin, Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albany, para ulama di Majmaโ buhuts- Mesir, dan para ulama di Lajnah Daimah- Saudi Arabia dan lain-lain.
๐ Fatwa Para Ulama Tentang Acara Nishfu Syaโban
Pada prinsipnya beribadah pada malam apa pun โ termasuk pada malam nishfu syaโban- adalah disyariatkan dan dianjurkan. Baik itu membaca Al Quran, shalat tahujjud, dan semua amal shalih lainnya. Namun yang menjadi masalah adalah ketika โmengkhususkanโ malam tersebut untuk beribadah tertentu dengan doa tertentu pula, tanpa didasarkan sandaran yang kuat. Mengkhususkan shalat Jumat pada hari Jumat adalah benar, mengkhususkan puasa sunah pada hari senin dan kamis adalah benar, mengkhususkan shalat dhuha pada waktu dhuha (pagi) adalah benar, dan contoh lainnya, semua ini adalah benar karena memang memiliki sandaran syarโi (legitimasi) dalam sumber agama (Al Quran dan As Sumah). Tetapi ketika mengkhususkan ibadah pada waktu tertentu, dengan acara tertentu, maka harus memiliki dalil yang pasti dalam agama.
Dalam kaidah disebutkan:
ููุงููุฃูุตููู ููู ุงููุนูุจูุงุฏูุงุชู ุงููุจูุทูููุงูู ุญูุชููู ูููููู ู ุฏูููููู ุนูููู ุงููุฃูู ูุฑู
โPada dasarnya semua bentuk ibadah adalah batil (terlarang), sampai adanya dalil yang menunjukkan perintahnya.โ (Imam Ibnul Qayyim, Iโlamul Muwaqiโin, 1/344. Maktabah Al Kulliyat Al Azhariyah)
Dengan kaidah inilah para ulama sangat berhati-hati dalam urusan perkara ibadah yang pada masa-masa Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam dan sahabat tidak pernah ada. Sebab jika ibadah tersebut baik dan benar, pastilah Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam paling tahu tentang itu dan tidak akan lupa mencontohkan atau memerintahkan kepada umatnya.
๐Menggunakan Hadits Dhaโif untuk Menggalakkan Amal Sh
alih?
Biasanya kelompok yang mendukung nishfu syaโban juga berdalil dengan hal ini, ketika sudah disodorkan bahwa dalil mereka semuanya adalah lemah.
Memang, mayoritas para imam membolehkan menggunakan hadits dhaโif selama untuk masalah fadhailul aโmal (menggalakan amal-amal utama). Mereka adalah Imam Ahmad, Imam Yahya al Qathan, Imam Abdurrahman bin Mahdi, Imam An Nawawi, Imam As Suyuthi, Imam Ibnus Shalah, Imam Izzuddin bin Abdissalam, Imam Ibnu Daqiq al โId, dan lain-lain. Namun demikian, mereka pun memberikan syarat yang sangat ketat yang harus dipenuhi, yakni: Pertama, hadits tersebut tidak terlalu lemah. Kedua, hadits tersebut tidak bertentangan dengan tabiat agama Islam. Ketiga, hadits tersebut tidak disandarkan sebagai ucapan dan perbuatan Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam. Namun dalam kenyataannya syarat-syarat ini hanyalah seperti teori belaka, faktanya sangat sulit diterapkan. Sudah menjadi kenyataan bahwa hadits-hadits yang kedhaifannya parahlah yang justru sering dijadikan hujjah. Termasuk dalam masalah nishfu syaโban ini.
Sedangkan, para imam yang menolak penggunaan hadits dhaโif dalam perkara apa pun, termasuk fadhailul aโmal juga banyak, yakni Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Ibnu Hazm, Syaikh al Albany, Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, dan lain-lain. Bagi mereka hadits-hadits shahih sudah cukup dan mengenyangkan bagi kita untuk menjalankan segala macam permasalahan, dan biasanya ketika manusia sibuk dengan hadits dhaโif, dia akan lalai terhadap yang shahih. Akhirnya, hadits-hadits shahih mejadi asing dan hadits dhaโif semakin akrab.
Maka, bagi pihak yang menolak, lebih baik tetap menggunakan yang shahih. Apakah sudah saking sedikitnyakah hadits shahih, sehingga hadits dhaโif yang digunakan? Dalam ibadah kita membutuhkan ketenangan dan kepastian status hukumnya, oleh karena itu akan lebih tenang di hati dan nyaman di pikiran jika kita lebih mementingkan hadits shahih dibanding dhaโif. Demikian.
๐Berikut adalah Fatwa Para ulama tentang acara Nishfu Syaโban:
1. Imam An Nawawi (bermadzhab syafiโi)
Beliau Rahimahullah memberikan komentar tentang mengkhususkan shalat pada malam nishfu syaโban, sebagai berikut:
ุงูุตูุงุฉ ุงูู ุนุฑููุฉ ุจุตูุงุฉ ุงูุฑุบุงุฆุจ ููู ุซูุชู ุนุดุฑุฉ ุฑูุนุฉ ุชุตูู ุจูู ุงูู ุบุฑุจ ูุงูุนุดุงุก ูููุฉ ุฃูู ุฌู ุนุฉ ูู ุฑุฌุจ ูุตูุงุฉ ูููุฉ ูุตู ุดุนุจุงู ู ุงุฆุฉ ุฑูุนุฉ ููุงุชุงู ุงูุตูุงุชุงู ุจุฏุนุชุงู ูู ููุฑุงู ูุจูุญุชุงู ููุง ูุบุชุฑ ุจุฐูุฑูู ุง ูู ูุชุงุจ ููุช ุงููููุจ ูุงุญูุงุก ุนููู ุงูุฏูู ููุง ุจุงูุญุฏูุซ ุงูู ุฐููุฑ ูููู ุง ูุงู ูู ุฐูู ุจุงุทู
โShalat yang sudah dikenal dengan sebutan shalat Raghaโib yaitu shalat 12 rakaat yang dilakukan antara Maghrib dan Isyaโ, yakni malam awal hari Jumat pada bulan Rajab, dan shalat malam pada nishfu syaโban seratus rakaat, maka dua shalat ini adalah bidโah munkar yang buruk, janganlah terkecoh karena keduanya disebutkan dalam kitab Qutul Qulub dan Ihya Ulumuddin , dan tidak ada satu pun hadits yang menyebutkan dua shalat ini, maka semuanya adalah batil.โ (Imam An Nawawi, Al Majmuโ Syarh Al Muhadzdzab, 4/56)
Demikian komentar Imam An Nawawi.
2. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (madzhab Hambali)
Beliau Rahimahullahi ditanya tentang shalat dimalam nishfu syaโban, beliau menjawab:
ุฅุฐูุง ุตููููู ุงููุฅูููุณูุงูู ููููููุฉู ุงููููุตููู ููุญูุฏููู ุฃููู ููู ุฌูู ูุงุนูุฉู ุฎูุงุตููุฉู ููู ูุง ููุงูู ููููุนููู ุทูููุงุฆููู ู ููู ุงูุณูููููู ูููููู ุฃูุญูุณููู . ููุฃูู ููุง ุงููุงุฌูุชูู ูุงุนู ููู ุงููู ูุณูุงุฌูุฏู ุนูููู ุตูููุงุฉู ู ูููุฏููุฑูุฉู . ููุงููุงุฌูุชูู ูุงุนู ุนูููู ู ูุงุฆูุฉู ุฑูููุนูุฉู ุจูููุฑูุงุกูุฉู ุฃููููู : { ูููู ูููู ุงูููููู ุฃูุญูุฏู } ุฏูุงุฆูู ูุง . ููููุฐูุง ุจูุฏูุนูุฉู ููู ู ููุณูุชูุญูุจููููุง ุฃูุญูุฏู ู ููู ุงููุฃูุฆูู ููุฉู . ููุงููููููู ุฃูุนูููู ู .
โJika manusia shalat malam nishfu seorang diri atau jamaah secara khusus sebagaimana yang dilakukan segolongan salaf, maka itu baik. Ada pun berkumpul di masjid untuk melakukan shalat yang sudah ditentukan, seperti berjamaah sebanyak seratus rakaat dengan membaca seribu kali Qul Huwallahu Ahad, maka ini adalah bidโah yang tidak pernah dianjurkan seorang pun kaum salaf (terdahulu). Wallahu Aโlam.โ (Imam Ibnu Taimiyah, Majmuโ Fatawa, Juz. 2, Hal. 447)
3. Syaikh โAthiyah Saqr (Mufti Mesir)
Beliau Rahimahullah ditanya apakah ada Rasulullah Shall
allahu โAlaihi wa Sallam mengadakan acara khusus pada malam nishfu syaโban?
Beliau menjawab (saya kutip secara ringkas):
ุซุจุช ุฃู ุงูุฑุณูู ุนููู ุงูุตูุงุฉ ูุงูุณูุงู ุงุญุชูู ุจุดูุฑ ุดุนุจุงู ุ ููุงู ุงุญุชูุงูู ุจุงูุตูู ุ ุฃู ุง ููุงู ุงูููู ูุงูุฑุณูู ุนููู ุงูุตูุงุฉ ูุงูุณูุงู ูุงู ูุซูุฑ ุงูููุงู ุจุงูููู ูู ูู ุงูุดูุฑุ ูููุงู ู ูููุฉ ุงููุตู ูููุงู ู ูู ุฃูุฉ ูููุฉ .
ููุคูุฏ ุฐูู ู ุง ูุฑุฏ ู ู ุงูุฃุญุงุฏูุซ ุงูุณุงุจูุฉ ูุฅู ูุงูุช ุถุนููุฉ ููุคุฎุฐ ุจูุง ูู ูุถุงุฆู ุงูุฃุนู ุงู ุ ููุฏ ุฃู ุฑ ุจููุงู ูุง ุ ููุงู ูู ุจุงููุนู ุนูู ุงููุญู ุงูุฐู ุฐูุฑุชู ุนุงุฆุดุฉ .
ููุงู ูุฐุง ุงูุงุญุชูุงู ุดุฎุตูุงุ ูุนูู ูู ููู ูู ุฌู ุงุนุฉ ุ ูุงูุตูุฑุฉ ุงูุชู ูุญุชูู ุจูุง ุงููุงุณ ุงูููู ูู ุชูู ูู ุฃูุงู ู ููุง ูู ุฃูุงู ุงูุตุญุงุจุฉ ุ ูููู ุญุฏุซุช ูู ุนูุฏ ุงูุชุงุจุนูู . ูุฐูุฑ ุงููุณุทูุงูู ูู ูุชุงุจู "ุงูู ูุงูุจ ุงููุฏููุฉ"ุฌ 2 ุต 259 ุฃู ุงูุชุงุจุนูู ู ู ุฃูู ุงูุดุงู ูุฎุงูุฏ ุจู ู ุนุฏุงู ูู ูุญูู ูุงููุง ูุฌุชูุฏูู ูููุฉ ุงููุตู ู ู ุดุนุจุงู ูู ุงูุนุจุงุฏุฉ ุ ูุนููู ุฃุฎุฐ ุงููุงุณ ุชุนุธูู ูุง ุ ูููุงู ุฃููู ุจูุบูู ูู ุฐูู ุขุซุงุฑ ุฅุณุฑุงุฆูููุฉ . ููู ุง ุงุดุชูุฑ ุฐูู ุนููู ุงุฎุชูู ุงููุงุณ ุ ูู ููู ู ู ูุจูู ู ููู ุ ููุฏ ุฃููุฑ ุฐูู ุฃูุซุฑ ุงูุนูู ุงุก ู ู ุฃูู ุงูุญุฌุงุฒุ ู ููู ุนุทุงุก ูุงุจู ุฃุจู ู ูููุฉุ ููููู ุนุจุฏ ุงูุฑุญู ู ุจู ุฒูุฏ ุจู ุฃุณูู ุนู ูููุงุก ุฃูู ุงูู ุฏููุฉ ุ ููู ููู ุฃุตุญุงุจ ู ุงูู ูุบูุฑูู ุ ููุงููุง : ุฐูู ููู ุจุฏุนุฉุ ุซู ูููู ุงููุณุทูุงูู :
ุงุฎุชูู ุนูู ุงุก ุฃูู ุงูุดุงู ูู ุตูุฉ ุฅุญูุงุฆูุง ุนูู ููููู ุ ุฃุญุฏูู ุง ุฃูู ูุณุชุญุจ ุฅุญูุงุคูุง ุฌู ุงุนุฉ ูู ุงูู ุณุฌุฏุ ููุงู ุฎุงูุฏ ุจู ู ุนุฏุงู ูููู ุงู ุงุจู ุนุงู ุฑ ูุบูุฑูู ุง ููุจุณูู ูููุง ุฃุญุณู ุซูุงุจูู ููุชุจุฎุฑูู ูููุชุญููู ููููู ูู ูู ุงูู ุณุฌุฏ ูููุชูู ุชูู ุ ููุงูููู ุฅุณุญุงู ุจู ุฑุงูููู ุนูู ุฐูู ููุงู ูู ููุงู ูุง ูู ุงูู ุณุงุฌุฏ ุฌู ุงุนุฉ : ููุณ ุฐูู ุจุจุฏุนุฉุ ูููู ุนูู ุญุฑุจ ุงููุฑู ุงูู ูู ู ุณุงุฆูู . ูุงูุซุงูู ุฃูู ููุฑู ุงูุงุฌุชู ุงุน ูู ุงูู ุณุงุฌุฏ ููุตูุงุฉ ูุงููุตุต ูุงูุฏุนุงุก ุ ููุง ููุฑู ุฃู ูุตูู ุงูุฑุฌู ูููุง ูุฎุงุตุฉ ููุณู ุ ููุฐุง ููู ุงูุฃูุฒุงุนู ุฅู ุงู ุฃูู ุงูุดุงู ููููููู ูุนุงูู ูู .
โTelah pasti dari Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam bahwa beliau melakukan kegiatan pada bulan Syaโban yakni berpuasa. Sedangkan qiyamul lail-nya banyak beliau lakukan pada setiap bulan, dan qiyamul lailnya pada malam nisfhu syaโban sama halnya dengan qiyamul lail pada malam lain. Hal ini didukung oleh hadits-hadits yang telah saya sampaikan sebelumnya, jika hadits tersebut dhaif maka berdalil dengannya boleh untuk tema fadhailul โamal (keutamaan amal shalih), dan qiyamul lailnya beliau sebagaimana disebutkan dalam hadits dari โAisyah yang telah saya sebutkan. Aktifitas yang dilakukannya adalah aktifitas perorangan, bukan berjamaah. Sedangkan aktifitas yang dilakukan manusia saat ini, tidak pernah ada pada masa Rasulullah, tidak pernah ada pada masa sahabat, tetapi terjadi pada masa tabiโin.
Al Qasthalani menceritakan dalam kitabnya Al Mawahib Al Laduniyah (Juz.2, Hal. 259), bahwa tabiโin dari negeri Syam seperti Khalid bin Miโdan, dan Mak-hul, mereka berijtihad untuk beribadah pada malam nishfu syaโban. Dari merekalah manusia beralasan untuk memuliakan malam nishfu syaโban. Diceritakan bahwa telah sampai kepada mereka atsar israiliyat tentang hal ini. Ketika hal tersebut tersiarkan, maka manusia pun berselisih pendapat, maka di antara mereka ada yang mengikutinya. Namun perbuatan ini diingkari oleh mayoritas ulama di Hijaz seperti Athaโ, Ibnu Abi Malikah, dan dikutip dari Abdurrahman bin Zaid bin Aslam bahwa fuqaha Madinah juga menolaknya, yakni para sahabat Imam Malik dan selain mereka, lalu mereka mengatakan: โSemua itu bidโah!โ
Kemudian Al Qasthalani berkata: โUlama penduduk Syam berbeda pendapat tentang hukum menghidupkan malam nishfu syaโban menjadi dua pendapat: Pertama, dianjurkan menghidupkan malam tersebut dengan berjamaah di masjid, Khalid bin Miโdan dan Luqman bin โAmir, dan selainnya, mereke mengenakan pakain bagus, memakai wewangian, bercelak, dan mereka menghidupkan malamnya dengan shalat. Hal ini disepakati oleh Ishaq bin Rahawaih, dia berkata tentang shalat berjamaah pada malam tersebut: โItu bukan bidโah!โ Hal ini dikutip oleh Harb al Karmani ketika dia bertanya kepadanya tentang ini. Kedua, bahwa dibenci (makruh) berjamaah di masjid untuk shalat, berkisah, dan berdoa pada malam itu, namun tidak mengapa jika seseorang shalatnya sendiri saja. Inilah pendapat Al Auzaโi, imam penduduk Syam dan faqih (ahli fiqih)-nya mereka dan ulamanya mereka.โ (Fatawa Al Azhar, 10/ 131) Selesai kutipan dari Syaikh โAthiyah Saqr Rahimahullah.
4. Samahatusy Syaikh Abdul โAziz bin Abdullah
bin Baz Rahimahullah
Beliau menjelaskan tentang hukum mengkhususkan ibadah pada malam Nishfu Syaโban:
ูู ู ุงูุจุฏุน ุงูุชู ุฃุญุฏุซูุง ุจุนุถ ุงููุงุณ: ุจุฏุนุฉ ุงูุงุญุชูุงู ุจูููุฉ ุงููุตู ู ู ุดุนุจุงูุ ูุชุฎุตูุต ููู ูุง ุจุงูุตูุงู ุ ูููุณ ุนูู ุฐูู ุฏููู ูุฌูุฒ ุงูุงุนุชู ุงุฏ ุนูููุ ููุฏ ูุฑุฏ ูู ูุถููุง ุฃุญุงุฏูุซ ุถุนููุฉ ูุง ูุฌูุฒ ุงูุงุนุชู ุงุฏ ุนูููุงุ ุฃู ุง ู ุง ูุฑุฏ ูู ูุถู ุงูุตูุงุฉ ูููุง ูููู ู ูุถูุนุ ูู ุง ูุจู ุนูู ุฐูู ูุซูุฑ ู ู ุฃูู ุงูุนูู ุ ูุณูุฃุชู ุฐูุฑ ุจุนุถ ููุงู ูู ุฅู ุดุงุก ุงููู. ููุฑุฏ ูููุง ุฃูุถูุง ุขุซุงุฑ ุนู ุจุนุถ ุงูุณูู ู ู ุฃูู ุงูุดุงู ูุบูุฑูู . ูุงูุฐู ุนููู ุฌู ููุฑ ุงูุนูู ุงุก: ุฃู ุงูุงุญุชูุงู ุจูุง ุจุฏุนุฉุ ูุฃู ุงูุฃุญุงุฏูุซ ุงููุงุฑุฏุฉ ูู ูุถููุง ูููุง ุถุนููุฉ ูุจุนุถูุง ู ูุถูุนุ ูู ู ู ูุจู ุนูู ุฐูู ุงูุญุงูุธ ุงุจู ุฑุฌุจ ูู ูุชุงุจู [ูุทุงุฆู ุงูู ุนุงุฑู] ูุบูุฑูุ ูุงูุฃุญุงุฏูุซ ุงูุถุนููุฉ ุฅูู ุง ูุนู ู ุจูุง ูู ุงูุนุจุงุฏุงุช ุงูุชู ูุฏ ุซุจุช ุฃุตููุง ุจุฃุฏูุฉ ุตุญูุญุฉุ ุฃู ุง ุงูุงุญุชูุงู ุจูููุฉ ุงููุตู ู ู ุดุนุจุงู ูููุณ ูู ุฃุตู ุตุญูุญ ุญุชู ูุณุชุฃูุณ ูู ุจุงูุฃุญุงุฏูุซ ุงูุถุนููุฉ.
โDan di antara bidโah yang di ada-adakan manusia pada malam tersebut adalah: bidโahnya mengadakan acara pada malam nishfu syaโban, dan mengkhususkan siang harinya berpuasa, hal tersebut tidak ada dasarnya yang bisa dijadikan pegangan untuk membolehkannya. Hadits-hadits yang meriwayatkan tentang keutamaannya adalah dhaโif dan tidak boleh menjadikannya sebagai pegangan, sedangkan hadits-hadits tentang keutamaan shalat pada malam tersebut, semuanya adalah maudhuโ (palsu), sebagaimana yang diberitakan oleh kebanyakan ulama tentang itu, Insya Allah nanti akan saya sampaikan sebagian ucapan mereka, dan juga atsar (riwayat) dari sebagian salaf dari penduduk Syam dan selain mereka. Jumhur (mayoritas) ulama berkata: sesungguhnya acara pada malam itu adalah bidโah, dan hadits-hadits yang bercerita tentang keutamaannya adalah dhaโif dan sebagiannya adalah palsu. Di antara ulama yang memberitakan hal itu adalah Al Hafizh Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathaโif alMaโarif dan lainnya. Ada pun hadits-hadits dhaโif hanyalah bisa diamalkan dalam perkara ibadah, jika ibadah tersebut telah ditetapkan oleh dalil-dalil yang shahih, sedangkan acara pada malam nishfu syaโban tidak ada dasar yang shahih, melainkan โditundukkanโ dengan hadits-hadits dhaโif.โ (Fatawa al Lajnah ad Daimah lil Buhuts โIlmiyah wal Iftaโ, Juz. 4, Hal. 281) Sekian kutipan dari Syaikh Ibnu Baz.
๐ KESIMPULANNYA: menghidupkan malam nishfu Syaโban adalah baik dan bagus, yaitu dengan ibadah-ibadah mutlak seperti tilawah, qiyamul lail, dan sebagainya. Ada pun berjamaah berkumpul di masjid, untuk shalat, maka ini khilafiyah di antara para imam sejak masa tabiโin, baik membolehkan bahkan mereka melakukan, dan ada yang membidโahkan. Maka, hendaknya kita toleran atas kenyataan ini. Ambil yang kita pandang lebih kuat, tapi jangan ingkari yang lain.
Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq
๐๐พ๐บ๐ฟ๐ป๐ดโ
โ๏ธ Farid Nu'man Hasan
Posting Komentar