Seorang homoseksual bisa sembuh dengan berbagai terapi yang tepat, salah satunya melalui pendekatan komunikasi. Hal itu, juga dikarenakan perilaku homo bukan bersifat genetik.

Kesimpulan tersebut diungkapkan Novi Andayani Praptiningsih dalam disertasinya yang berjudul Etnografi Komunikasi Komunitas Gay “Coming Out” yang dipertahankannya beberapa waktu lalu dalam sidang promosi doktor di Program Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Bandung.

Dalam penelitian di salah satu kelompok LGBT terkenal di Jakarta itu, ia membahas tentang pola dan aktivitas komunikasi seperti stigma, bullying, diskriminasi, gayphobia, heterophobia, kelompok organisasi baik yang pro maupun kontra, peran seksual, dan sebagainya.

“Ternyata sebagian dari para informan tidak yakin dengan gay-gene (homoseksual bawaan lahir) dan merasa bahwa dia juga ingin menikah,” ujar Novi

Dosen Fisip UHAMKA Jakarta ini menjelaskan, kebanyakan alasan seseorang menjadi homo karena mereka sudah nyaman, merasa terperangkap dan berfikir bahwa hal itu sudah given (kodrat).

“Sehingga mereka merasa tidak memiliki kuasa untuk menolak,” ungkapnya.

Dalam disertasi setebal 780 halaman itu, Novi memaparkan, terdapat 3 faktor besar yang membuat seseorang menjadi homoseksual.

Pertama, katanya, adalah faktor keluarga. Yang menyangkut pola asuh, orang tua yang galak, membedakan perlakuan, overprotektif, membiarkan bermain dengan permainan lawan jenis, dan sebagainya.

“Kedua, trauma psikologis. Seperti pernah dibully, disodomi, atau pelecehan seksual oleh keluarga dekat,” tukasnya.

“Terakhir faktor lingkungan pergaulan, dan ini faktor yang paling besar dan paling banyak dijumpai. Dan biasanya kalau diusir justru larinya ke komunitas, lingkungan yang justru menguatkan kekeliruan pemahamannya tentang homoseksual,” tambah Novi.

Masih dalam penelitiannya, ia menjelaskan, terapi dengan komunikasi persuasif lebih efektif dalam menyembuhkan perilaku homoseksual.

“Ada beberapa yang sudah melakukan terapi gagal semua, tapi ketika dengan persuasif dan pendekatan agama serta menciptakan trust dengan keluarga akhirnya bisa berhasil,” ungkapnya.

Sehingga berdasarkan kajian tersebut, Novi menegaskan, bahwa homoseksual bukan merupakan bawaan sejak lahir. Dan bisa terbentuk maupun berubah tergantung bagaimana pola komunikasi yang dibangun.

Untuk diketahui, Etnografi sendiri merupakan bagian dari penelitian kualitatif yang membahas tentang pola dan aktivitas komunikasi secara komperhensif. Bukan penelitian yang sebentar atau fenomenologi.*


Sumber : hidayatullah.com

Related

Menjadi Gay 1982015705812315641

Posting Komentar

Recent

Recent Posts Widget

Arsip

Entri yang Diunggulkan

Kemunculan Al Mahdi - Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc

Gambar Ilustrasi Kajian Khusus Masjid Raya Bintaro Jaya @16 Januari 2016 Kemunculan Al Mahdi Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc K...

Hot in week

Tayangan Laman

item