Melawan Arogansi Kemungkaran
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/05/melawan-arogansi-kemungkaran.html
By: Nandang Burhanudin
*****
(1)
Apa yang harus dilakukan, ketika kemungkaran merajalela? Syaikh Ibn Taimiyyah menegaskan, "Saat itu, diperintahkan bersabar, tawakkal, tsabat (teguh) dalam berIslam. Konsekwen dengan keimanan kepada Allah. Konsisten membersamai orang-orang bertakwa dan selalu berbuat kebajikan. Sebab dampak kebaikan pada ujungnya berpihak kepada orang bertakwa. Adapun kemunkaran yang terjadi, semua disebabkan dosa-dosa. Bersabarlah. Janji Allah itu benar adanya. Terus beristighfar, bertasbih, bertahmid sore dan pagi hari." (Al-Fatawa, 195/18)
(2)
Nasihat Syaikhul Islam menegaskan kembali pentingnya tarbiyyah dzaatiyah. Tarbiyyah diri yang mengantarkan pada 'izzah. Soal 'izzah, Singa Libia menegaskan, "Tetaplah jaga izzah. Jangan pernah membungkukkan badan, apapun kondisinya. Sebab bisa jadi, tak akan datang kesempatan bagimu untuk mengangkat kepala sekali lagi" (Omar Mukhtar)
(3)
Gabungan keshalihan ritual, dibuktikan dalam 'izzah (harga diri) dalam perjuangan. Itulah prinsip perjuangan yang diperlukan saat ini. Dua sayap untuk terbang tinggi: Layyinun fii ghairi dha'fin wasyiddatun fii ghairi 'unfin (Lembut tanpa kelemahan, tegas tanpa kekerasan).
(4)
Hal yang dipahami Mursyid Ikhwanul Muslimin dengan "Silmiyyatunaa aqwaa minar-rashash" (perjuangan damai kami lebih kuat daripada peluru). Sedang Ghannouchi, mantan Presiden Tunisia mentranformasikannya dengan mengubah haluan partai Nahdhah. An-Nahdhah menjadi partai politik murni, berjuang di parlemen dan pemerintahan. Sedangkan aktivitas sosial, keagamaan, dakwah, diserahkan kepada wajihah-wajihah amal.
(5)
Di sisi lain. Distribusi amanah dan tugas terbagi. Tidak ada lagi individu yang bermain di 5 wilayah berbeda, misalnya. Sangat tidak profesional, jika 5 jabatan dengan interes berbeda digenggam 1 orang yang sama. Tak mungkin kan, ia menjadi polisi, jaksa, hakim, terdakwa, bahkan penasihat sekaligus.
(6)
Tengoklah organisasi kemungkaran. Tersusun rapih dalam barisan. Ada penimbul situasi seperti AHOK yang berperan antagonis. Ada Hari Tanoe yang kalem dan protagonis. Dibackup para menteri eksponen CSIS dan binaan LB Moerdani. Wiranto, Surya Paloh, Luhut Binsar, Megawati, Sutiyoso adalah satu angkatan pembinaan.
(7)
Anak cucu mereka kini manggung dengan bebas. Ada yang di GP Anshar, NU, PPP, Golkar, PP, JIL, Syi'ah, Ahmadiyyah, KPK, DPRRI, hingga elemen terkecil. Tak ubahnya sebuah Orkestra. Satu sama lain fokus memainkan alat musik mengalahkan Erwin Gutawa Orkestra. Satu sama lain bertugas di pos masing-masing. Meledakkan, lalu dibersihkan.
(8)
Mereka solid, kendati sesekali membuat kegaduhan yang tiada lain bagian dari kerja tim. Bandingkan dengan kalangan kebajikan. Semua sibuk jalan sendiri. Tidak satu komando. Berebut ego pribadi dan kelompok masing-masing. Tak lupa saling menegasikan atas nama amar makruf nahyi mungkar. (9)
Semoga jadi bahan renungan
Posting Komentar