Raja Saudi Danai Kampanye PM Netanyahu Ternyata Hoax, Kebohongan Iran Terbongkar
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/05/raja-saudi-danai-kampanye-pm-netanyahu.html
Sosial media memiliki kebiasaan mudah terbawa arus ketika hadir sebuah berita palsu, terutama ketika berita tersebut merujuk pada Arab Saudi. Kita melihat jutaan orang berbagi sebuah artikel palsu bahwa seorang pria telah dilarang masuk ke Arab Saudi karena dia terlalu tampan, berita palsu bahwa Mufti Arab Saudi telah mengeluarkan fatwa untuk menyerukan penghancuran Gereja, berita palsu bahwa Arab Saudi berbohong tentang penampakan bulan, dan kemudian kebohongan bahwa Mufti mengatakan’ “Anda dapat makan istri Anda jika Anda lapar.”
Kali ini semangat media atas kebocoran Panama Paper membawa Raja Arab Saudi menjadi bahan perbincangan. Latar belakang berita adalah tentang Raja Salman yang secara terbuka menyerang Israel pada banyak kesempatan dan telah mengatakan bahwa negara Palestina adalah “prioritas terbesar” nya. Jadi secara alami berita bahwa Raja Salman membayar $ 80.000.000 untuk mendukung Netanyahu terpilih dalam pemilihan akan menjadi berita besar, jika benar.
Mengapa berita ini salah?
Fakta bahwa tidak ada media berita ternama yang melaporkan cerita ini seharusnya sudah cukup untuk membuat kita berpikir dua kali sebelum menekan tombol “retweet” di Twitter, tapi itu jika orang-orang mampu untuk berpikir sebelum mereka bertindak. Sumber berita utama yang mempromosikan ini adalah corong Iran, Press TV. Sekali lagi, bagi siapa pun yang mampu berpikir benar sebelum mereka berbicara mereka akan melihat bahwa Iran telah menyebarkan kebohongan melawan Arab Saudi selama bertahun-tahun.
Sumber dari seluruh cerita, Isaac Herzog, bahkan menyangkal telah menyatakan tentang keterlibatan Raja Salman.
Pada akhirnya berita palsu telah hancur di tangan sumber yang diberitakan telah dikutip pernyataannya. Press TV dan lain-lain telah membuat kebohongan dengan memberitakan mengutip pernyataan Pemimpin Oposisi Buruh Israel Isaac Herzog yang disebut media Iran mengatakan:
“Pada bulan Maret 2015, Raja Salman telah menyimpan delapan puluh juta dolar untuk mendukung kampanye Netanyahu melalui orang Suriah-Spanyol bernama Mohamed Eyad Kayali. Uang itu disetorkan ke rekening perusahaan di Kepulauan Virgin Inggris yang dimiliki oleh Teddy Sagi, seorang miliarder dan pengusaha Israel, yang telah mengalokasikan uang untuk mendanai kampanye Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu “membaca kutipan palsu di data Panama Paper yang bocor.
Satu-satunya masalah dengan kutipan ini adalah bahwa Isaac Herzog tidak pernah mengatakan hal itu. Herzog membantah ia telah mengatakan atau menegaskan hal semacam itu. Kebohongan Press TV Iran sekali lagi runtuh.
Mengapa Kebohongan Dapat Menyebar
Lucunya kebohongan ini disebarkan oleh Muslim sendiri. Ironi di sini adalah bahwa kitab suci umat Muslim, Al Quran telah menyebutkan bahwa Allah memerintahkan umat Islam untuk tidak menyebarkan sesuatu sampai hal tersebut diverifikasi.
Dalam Surah al Hujurat, Allah berfirman:
يا أيها الذين آمنوا إن جاءكم فاسق بنبإ فتبينوا أن تصيبوا قوما بجهالة فتصبحوا على ما فعلتم نادمين
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6].
Setelah ayat ini, tidak ada lagi yang bisa kita bahas tentang keadaan jurnalisme hari ini kecuali bahwa setelah ayat di atas akan dapat memecahkan banyak masalah di dunia media saat ini.
Raja Saudi Danai Kampanye PM Netanyahu Ternyata Hoax
JAKARTA – Sejumlah media Timur Tengah, termasuk media Pemerintah Iran Press TV,melansir laporan Raja Arab Saudi; Salman bin Abdulaziz, menyumbang USD80 juta untuk kampanye Benjamin Netanyahu menjadi Perdana Menteri Israel tahun 2015. Laporan itu bahkan diklaim bersumber dari data “Panama Papers”.
Beberapa media Indonesia juga ikut melansir laporan itu. Namun, Sindonews, pada Selasa (10/5/2016) menelusuri laporan itu dan ternyata hanya laporan palsu alias hoax.
Laporan beberapa media Timur Tengah itu berjudul “Leaked: Saudi King financed Netanyahu’s 2015 election bid”, yang artinya; “Raja Saudi mendanai Netanyahu dalam Pemilu 2015.”
Laporan yang salah satunya dipublikasikan situs middleeastobserver.org, Al Masdar News, dan beberapa situs lainnya tertulis bahwa pemimpin oposisi Israel; Isaac Herzog, mengatakan bahwa pendanaan Raja Saudi didokumentasikan dalam “Panama Papers.”
Tapi, kantor Herzog, membantah telah menjadi narasumber dan membuat klaim seperti itu. Bantahan, dia sampaikan kepada media Yerusalem, Breitbart.
Kutipan Herzog dalam laporan palsu yang diklaim didokumentasikan di “Panama Papers” itu antara lain berbunyi; ”Pada bulan Maret 2015, Raja Salman telah mendepositkan 80 juta dolar (AS) untuk mendukung kampanye Netanyahu melalui pria Suriah-Spanyol bernama Mohamed Eyad Kayali.”
”Uang itu disetorkan ke rekening perusahaan di Kepulauan Virgin Inggris yang dimiliki oleh Teddy Sagi, seorang miliarder dan pengusaha Israel, yang telah mengalokasikan uang untuk mendanai kampanye Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu,” lanjut kutipan Herzog yang ramai dirilis sejumlah media.
Sindonews mencoba mencari nama Mohamed Eyad Kayali di database “Panama Papers” yang disediakan yakni di situs offhoreleaks.icij.org/nodes/13002872. Hasilnya, nama Kayali tidak ditemukan.
Jurnalis senior Israel, Yossi Melman, yang penasaran dengan laporan itu juga meyakini bahwa laporan tersebut hoax, setelah tidak menemukan nama-nama penyalur dana itu di data “Panama Papers”.
Melman melalui akun Twitter-nya menuliskan indikasi laporan palsu itu.” I found nothing on the nonsense linking Netanyau to Saudi king. Here is the datebase link. Clic any name u wish,” tulis dia di akun Twitter-nya, @yossi_melman.
Dia juga men-tweet-kan bantahan Hertzog yang dicatut sebagai narasumber berita itu.“Labor leader Hertzog denies to me unsane websites’ reports that he had said that Panama Papers would reveal Bibi got money from Saudi King,” lanjut tweet Melman.
Kejanggalan lainnya, adalah bahwa jika berita itu akurat, sangat mustahil media-media utama Israel termasuk media oposisi dan media Barat tidak ikut melansirnya.
Sumber : Middle East Update/SINDONEWS/tabayyunnews.com
(nahimunkar.com)
Posting Komentar