Hilful Fudhul - Seri Sirah Nabawiyah

#OneDayOneSirah * 3 Maret 2015

Assalaamu'alaikum Wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh...

Semoga kita selalu bertambah Iman, Islam, amal, ilmu dan lainnya, semoga Allaah berikan keberkahannya... Aamiiin Allaahumma aamiiin

Hari ini kita akan bahas tentang perjanjian yang terjadi sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Nabi dan Rasul.

BismillaahirRahmaanirRahiim

Hilful Fudhul

Saudaraku, selain mengikuti peperangan, Muhammad yang masih remaja juga mengikuti sebuah perjanjian yang amat baik. Perjanjian itu kelak dikenal dengan nama Hilful Fudhul.

Perjanjian ini bertujuan untuk melindungi hak-hak para pedagang asing yang seringkali terzalimi. Pencetus perjanjian ini adalah protes seorang pedagang asing dari Yaman. Saat itu, Ash bin Wa'il, seorang saudagar Mekah, tidak mau membayar utang kepada si pedagang. Pedagang itu lalu menggubah sebuah syair dan membacakannya di depan umum.

Syair ini amat menggugah perasaan para pemuka Quraisy. Mereka khawatir apabila dibiarkan terus, para pedagang asing tidak mau lagi memasuki Mekah. Apalagi Perang Fijar mengakibatkan mulai terjadinya perpecahan di pihak Quraisy. Sepeninggal Abdul Muthalib, orang-orang Quraisy dari keluarga yang lain sudah mulai berani mencoba menantang kekuasaan pemerintahan Quraisy. Maka dari itu, atas usul Zubair bin Abdul Muthalib, seorang paman Muhammad, orang-orang Quraisy dari keluarga Hasyim, Zuhra dan Taim berkumpul. Mereka bersepakat dam berjanji atas nama Tuhan Maha Pembalas bahwa Tuhan akan berada di pihak yang terzalimi sampai orang itu tertolong.

Pertemuan itu sendiri berlangsung di rumah Abdullah bin Jud'an At Taimi yang megah. Perjanjian Hilful Fudhul ini menjamin perlindungan terhadap hak-hak orang yang lemah. Muhammad ikut menyaksikan perjanjian dan amat menyukainya. Setelah kelak diutus menjadi seoranf Rasulullah, Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam bersabda, "Aku tidak suka mengganti perjanjian yang kuhadiri di rumah Ibn Jud'an itu dengan jenis unta yang baik. Kalau sekarang aku diajak, pasti akan kutolak."

Demikianlah, saudaraku, beberapa kejadian penting yang pernah diikuti Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam pada masa remajanya. Namun, selain kejadian-kejadian itu, apa pekerjaan utama Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam ketika remaja ?

In syaa Allaah akan kita lanjutkan kisah Sirah Nabawiyahnya esok hari.

Informasi tambahan:

Besarnya Diyat

Diyat adalah pembayaran ganti rugi. Untuk kematian, ganti ruginya sebanyak 100 ekor unta. Kalau satu kaki atau tangan hilang atau mata menjadi buta, di ganti 50 ekor unta. Jika wajah cacat total, nilai gantinya 100 unta. Luka sampai menembus otak, 33 ekor unta. Cacat kelopak mata, 25 ekor. Satu jari hilang atau tulang retak, 15 ekor. Luka sampai tulang kelihatan, 10 ekor. Satu gigi copot, diganti 5 ekor unta. Demikan seterusnya dalam ketetapan yang rinci.

Demikian kisah Sirah Nabawiyah hari ini, semoga bermanfaat.

Kisah Sirah Nabawiyah ini diambil dari buku "Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam Teladanku" jilid 2 halaman 32-33

#MuhammadTeladanku
#Mute
#ODOS
#Kisah
#SirahNabawiyah
#SpiritNabawiyahCommunity

Allaahumma shalli 'ala Muhammad
Wa 'ala aali Muhammad

Barakallaahu fiikum

Related

Sirah Nabawiyah 1977124520427032004

Posting Komentar

Recent

Recent Posts Widget

Arsip

Entri yang Diunggulkan

Kemunculan Al Mahdi - Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc

Gambar Ilustrasi Kajian Khusus Masjid Raya Bintaro Jaya @16 Januari 2016 Kemunculan Al Mahdi Ust Zulkifli Muhammad Ali, Lc K...

Hot in week

Tayangan Laman

item