Awas! Ulama’ Gadungan Di Medsos.
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/09/awas-ulama-gadungan-di-medsos.html
Di medsos, atau internet banyak sekali orang-orang yang sekilas bagaikan seorang jagoan, bahkan paling jagoan. Tanpa terkecuali dalam urusan ilmu dan dakwah, semua urusan dia komentari, dia tanggapi dan dia bahas, dan tentunya modalnya hanya “katanya” atau “menurutku”.
Namun giliran komputernya dimatikan atau koneksinya putus, nampaklah aslinya, blegak bleguk, bahkan baca Al Fatihah saja susah payah.
Waspada dan rajin rajinlah bercermin, agar anda tidak terperangkap dalam perseteruan dengan ulama’ gadungan yang banyak betebaran di medsos, dan juga tidak jadi ulama’ gadungan di medsos.
Sobat! Tahukah saudara bahwa salah satu karakter orang yang beriman ialah selalu waspada agar tidak terpleset dalam perdebatan dengan ulama’ gadungan semisal yang banyak ditemukan di medsos. Mereka sadar bahwa ilmu bukan modal untuk berdebat dengan orang-orang bodoh, namun untuk mengajari orang-orang bodoh. Sehingga bila orang bodoh diajari malah mendebat, maka para ulama’ akan menyingkir.
( من طلب العلم ليماري به السفهاء أو ليباهي به العلماء أو ليصرف وجوه الناس إليه فهو في النار )
Siapapun yang menuntut ilmu untuk berdebat dengan orang-orang bodoh, atau berbangga bangga di hadapan ulama’ atau untuk memalingkan perhatian orang lain kepadanya, maka kelak ia berada di neraka. (At Tirmizy, Ibnu Majah dll)
Para ulama’ berilmu bukan untuk diobral kepada orang orang yang tidak menghargainya, namun untuk dihadiahkan kepada orang yang menghargainya.
Para ulama’ sadar bahwa berdebat melawan orang-orang bodoh sedikit manfaatnya, banyak madharatnya dan hanya akan menyemai permusuhan di antara mereka, bahkan bentuk dari kebodohan. Karenanya, Setiap kali anda merasa geram untuk berdebat di medsos, ingat kembali sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا
Aku memberi jaminan berupa rumah di pinggiran surga, bagi orang-orang yang menjauhi perdebatan kusir walaupun ia berada pada pihak yang benar. (Abu Dawud dan lainnya)
Belum lagi, bila perdebatan ternyata tanpa anda sadari telah menjadi ajang unjuk gigi, alias mringis, atau media nyinyir alias menghina dan mengolok-olok orang lain, bukan lagi untuk menegakkan kebenaran dan mengingkari kemungkaran. Pada perbedatan yang baik, yang ada hanya dalil dan bukti, sedangkan pada perolok-olokan dipenuhi oleh ejekan, hinaan dan cemoohan, hiiih, menjijikkan.
Dr Muhammad Arifin Badri
Namun giliran komputernya dimatikan atau koneksinya putus, nampaklah aslinya, blegak bleguk, bahkan baca Al Fatihah saja susah payah.
Waspada dan rajin rajinlah bercermin, agar anda tidak terperangkap dalam perseteruan dengan ulama’ gadungan yang banyak betebaran di medsos, dan juga tidak jadi ulama’ gadungan di medsos.
Sobat! Tahukah saudara bahwa salah satu karakter orang yang beriman ialah selalu waspada agar tidak terpleset dalam perdebatan dengan ulama’ gadungan semisal yang banyak ditemukan di medsos. Mereka sadar bahwa ilmu bukan modal untuk berdebat dengan orang-orang bodoh, namun untuk mengajari orang-orang bodoh. Sehingga bila orang bodoh diajari malah mendebat, maka para ulama’ akan menyingkir.
( من طلب العلم ليماري به السفهاء أو ليباهي به العلماء أو ليصرف وجوه الناس إليه فهو في النار )
Siapapun yang menuntut ilmu untuk berdebat dengan orang-orang bodoh, atau berbangga bangga di hadapan ulama’ atau untuk memalingkan perhatian orang lain kepadanya, maka kelak ia berada di neraka. (At Tirmizy, Ibnu Majah dll)
Para ulama’ berilmu bukan untuk diobral kepada orang orang yang tidak menghargainya, namun untuk dihadiahkan kepada orang yang menghargainya.
Para ulama’ sadar bahwa berdebat melawan orang-orang bodoh sedikit manfaatnya, banyak madharatnya dan hanya akan menyemai permusuhan di antara mereka, bahkan bentuk dari kebodohan. Karenanya, Setiap kali anda merasa geram untuk berdebat di medsos, ingat kembali sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا
Aku memberi jaminan berupa rumah di pinggiran surga, bagi orang-orang yang menjauhi perdebatan kusir walaupun ia berada pada pihak yang benar. (Abu Dawud dan lainnya)
Belum lagi, bila perdebatan ternyata tanpa anda sadari telah menjadi ajang unjuk gigi, alias mringis, atau media nyinyir alias menghina dan mengolok-olok orang lain, bukan lagi untuk menegakkan kebenaran dan mengingkari kemungkaran. Pada perbedatan yang baik, yang ada hanya dalil dan bukti, sedangkan pada perolok-olokan dipenuhi oleh ejekan, hinaan dan cemoohan, hiiih, menjijikkan.
Dr Muhammad Arifin Badri
Posting Komentar