Ketika Ahokers Takut Mencari Kebenaran
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/09/ketika-ahokers-takut-mencari-kebenaran.html
Oleh: @jonru
Saya juga manusia biasa, dan beberapa hari lalu saya sempat terjangkit penyakit "takut mencari kebenaran".
Ini berkaitan dengan kasus Ilyas Karim. Awalnya saya sangat percaya bahwa beliau adalah pengibar bendera proklamasi. Dan setelah membaca pro kontra, saya pun ragu, namun saya masih percaya bahwa beliau seorang veteran.
Lalu tiba-tiba, mas Alfatih dari Kitabisadotcom menghubungi saya. Dia bilang bahwa keluarga Pak Suhud (pengibar bendera yang asli) protes. Mereka katanya punya bukti-bukti yang sangat valid yang membuktikan bahwa Pak Ilyas Karim bohong.
Nah, saat itulah penyakit tersebut muncul. Ada semacam ketakutan di hati saya. "Jika saya menemui keluarga Pak Suhud, lalu ternyata saya menemukan fakta sebenarnya, yang 180 derajat berbeda dengan yang saya yakini saat ini, maka ke mana muka ini harus ditaruh? Kuatkah saya menanggung malu dan bully dari para haters?"
Alhamdulillah, penyakit tersebut hanya sebentar bersarang di hati saya. Segera saya menepisnya, dan dengan gagah berani saya berkata, bahwa saya harus siap menerima kebenaran seperti apapun, walau itu adalah kebenaran yang 180 derajat berbeda dengan yang terlanjur saya yakini.
Singkat cerita, saya pun mengajak keluarga Pak Suhud untuk bertemu (silahkan baca infonya di https://www.facebook.com/jonru.page/photos/a.143624529728.103413.68286339728/10154609011244729/?type=3 ).
Dan akhirnya kebenaran sejati pun terungkap. Ternyata Pak Ilyas Karim BUKAN pengibar bendera Proklamasi. Bahkan statusnya sebagai veteran dan pejuang pun diragukan, karena tak ada bukti datanya.
Video klarifikasinya bisa ditonton di https://www.facebook.com/jonru.page/videos/10154608132809729/
Alhmdulillah, akhirnya saya merasa lega, sangat bahagia, karena berhasil melawan rasa takut, melawan penyakit "takut mencari kebenaran". Dan itu SANGAT MEMBAHAGIAKAN. Dan alhamdulillah dampaknya pun sangat positif saya rasakan.
Nah, para Jokowers dan Ahokers, saya yakin Anda saat ini masih terjangkit penyakit "takut mencari kebenaran" tersebut. Sebab walau kesalahan dan keburukan junjungan Anda sudah sangat terang benderang, Anda masih saja memuja-mujanya, masih cinta buta, masih membela mati-matian.
Itu semua terjadi karena - antara lain - Anda TAKUT MENCARI KEBENARAN.
Karena itu, saran saya, bertaubatlah. Lawan dan basmi rasa takut, maka saya yakin hidup Anda akan lebih bahagia.
Sesungguhnya menemukan kebenaran sejati itu sangat membahagiakan!
Jakarta, 7 September 2016
Keterangan foto: Momen saat saya dan tim Sedekah Sahabat bertemu dengan keluarga Pak Latief dan Pak Suhud, beberapa waktu lalu di Jakarta. Saat itu ada wartawan Detik yang ikut, dan dia yang memotret foto ini. Hasil liputannya bisa dibaca di https://news.detik.com/…/keluarga-pengerek-bendera-saat-pro…
Posting Komentar