PKS, Pilgub DKI, dan Abu Qilabah
https://bariqunnury.blogspot.com/2016/09/pks-pilgub-dki-dan-abu-qilabah.html
By: Nandang Burhanudin
****
(1)
Hati tersayat. Di saat kaum ulama berpadu agar satu kata melawan teror Kristen dan aliansi kekufuran di Pilgub DKI Jakarta. Umat malah disuguhkan tontonan kaum pengangguran. Tak ada panggilan akidah atau ukhuwwah imaniyyah. Masing-masing sibuk dengan agenda masing-masing. Islam dicampakkan.
(2)
Dalam AlBidayah wanNihayah, 9/240 dikisahkan. Abu Qilabah AlJarmi sangat rajin mengunjungi majlis-majlis kaum muslimin. Ia berkesimpulan. Majlis-majlis umat Islam dipenuhi senda gurau, main-main, ghibah, gosip dan obrolan tak penting. Majlis yang amat sepi dari ilmu, mau'izhah, adab, atau mendulang ibrah dari tarikh dan siroh.
Abu Qilabah berkata,
إني لأري هذه المجالس إنما هي مُناخ البطّالين
"Menurutku. Majlis-majlis yang ada tak lebih dari forum kaum pengangguran."
(3)
Jadi PKS dan kader-kadernya merenunglah sejenak. PKS yang sempat berjaya di tanah Batavia. Lalu kini dipandang sebelah mata. Apapun yang dilakukan PKS, akan salah. Sebab dari awal, aliansi parpol non PKS selain Gerindra, selalu berpadu selama tidak ada nama PKS di dalamnya.
Oleh karena itu. Ada baiknya PKS sadar diri. Tak ada yang bisa membuat PKS dihargai, selain kekuatan persatuan dan soliditas kadernya. Kekuatan itu ada di forum-forum usar dan liqoaat. Bukan di saat joget kampanye atau teriakan victory di panggung-panggung. Semua tahu. PKS sangat survive di kala susah. Tapi lemah di kala disandera mewah dan wah. Syaikh Muhammad Ahmad Rasyid dalam kitabnya 'Abiirul Wa'yi, hlm. 23; menasihati;
"Pengangguran di antara para tokoh partai atau kelompok, disebabkan jauh dari ilmu, nalar (mantiq), studi komprehensif tentang problematika kehidupan. Waktu-waktu mereka dipenuhi senda gurau, kesia-siaan, dan konklusi kehidupan yang jauh dari kaidah-kaidah fiqh, standar ilmu, ashalah fikrah yang manhaji."
"Penyimpangan di atas disebabkan adanya kempimpinan yang jahil. Anasir keburukan menggantikan anasir kebaikan."
(4)
Alhamdulillah. Petuah dan nasihat Abu Qilabah cukup menyejukkan,
البِرُّ لاَ يَبْلَى وَالذَّنْبُ لاَ يُنْسَى وَالدَّيَّانُ لاَ يَمُوتُ، اعْمَلْ مَا شِئْتَ كَمَا تَدِيْنُ تُدَانُ
“Kebajikan itu tak kan pernah usang, dosa tak kan pernah dilupakan, sedangkan Allah Maha Pembalas tak kan pernah mati. Lakukanlah apa yang engkau suka. Sebagaimana engkau berperilaku, maka demikianlah balasan yang akan engkau rasakan.” (Diriwayatkan oleh ‘Abdurrozaq dan Al Baihaqi dalam Az Zuhud dari Abu Qilabah secara mursal. Dikeluarkan oleh Ahmad dalam Az Zuhud dari Abu Qilabah dari Abud Darda secara mauquf, yaitu perkataan sahabat Abud Darda. Lihat Jaami’ul Ahadits, Jalaluddin As Suyuthi, 11/169, Asy Syamilah)
Saya yakin.Kader-kader PKS akan terus berjibaku untuk memantaskan diri menjadi makhluk asing yang dipilih Allah. Maka berdamailah dengan ambisi. Berdamailah dengan segala asumsi. Bangkitkan kembali majlis-majlis ilmu, majlis fikir dan dzikir. Berdamailah. Wash Shulhu khaiir. Bukankah dengan Ahmad Dhani saja bisa bersenandung. Lantas pantaskah jika dengan rekan senasib sepenanggungan selama puluhan tahun, tak terbuka hati untuk menghentikan saling singgung!
Kesimpulannya: Menangkan pilihan PKS. Lanjutkan ishlah internal. Fokus aktivasi majlis ilmu dan pengkaderan. Maksimalkan tebar kebajikan pada umat.
Posting Komentar