Pejuang Penuh Ragu

By: Nandang Burhanudin

****


(1)
Jujur. Saya salut dengan PDIP dan Megawati. Konsisten dengan kebusukan. Berani melawan kearifan apapun. Semua demi kepuasan. Turunan Megawati sama 100%. Tak ada keraguan.

(2)
Pancasila dan UUD 45 ditafsirkan sesuai syahwat. Aparat digerakkan seiring pesanan. Asset negara dilelang yang penting senang. Rakyat cilik dihibur dengan narkoba, madat, dan goyangan.

(3)
Pertanyaannya. Mengapa unsur partai Islam semisal PPP, PKS tidak memiliki konsistensi dan keberanian mewarnai Pancasila dengan kearifan Islam.

(4)
Bisa jadi ada di antara anda yang tidak terima. Bila kalangan gerakan Islam selalu bangga dengan Mr. Erdogan. Tapi mengapa tak mampu mencontoh satu saja langkahnya?

(5)
Di permukaan. Erdogan bilang, mendukung sekularisme Turki. Tapi di lapangan. Atas nama sekularisme, ia bebaskan warga berjilbab, adzan, memakmurkan masjid.

(6)
Erdogan memaksimalkan demokrasi, lalu dengan demokrasi ia singkirkan seluruh mafia anggaran. Uang terkumpul. Fasilitas publik dibangun. Rakyat disejahterakan. Lalu dicerdaskan.

(7)
Erdogan tampil tanpa ragu. Sebab ia perjuangkan Visi Khilafah Turki dengan membangun generasi. Sumber Daya Insani disiapkan. Erdogan memberi contoh. Sebagus apapun visi. Nihil tanpa ada keteguhan ruh perjuangan.

(8)
Sebab ternyata. Paparan keadilan di UU atau ayat suci, tak bisa bergerak sendiri. Perlu konsistensi aparat dan hakim penegak keadilan.

(9)
Jadi. Bagusnya Parpol Islam berani menunjukkan jatidiri, sebagaimana PDIP berani melakukan hal sama. Jelas. Tegas. Tanpa bias.

(10)
Sebab umat kini perlu kepastian dan teladan nyata. Bukan sekadar koar-koar dan bersilat retorika. Katakan AHOK itu haram. Lalu calon pemimpin non Islam di daerah lain pun haram.

(11)
Bergerak di samudera luas. Yakin berhadapan dengan alam buas. Namun yakinlah. Selama bergerak dalam kearifan dan kebajikan. Makhluk lain akan merasakan rahmat kasih sayang.

(12)
Tapi jika banyak diam atau salah gerak. Umat pun jengah. Lahirlah apatisme hingga pada ujungnya, kejahatan dan kebusukan semakin anarki. Tanpa mampu kita hentikan. Sadarlah!