Katanya Melek Politik ..
https://bariqunnury.blogspot.com/2015/12/katanya-melek-politik.html
Jujur saja, secara pribadi saya kurang paham sikap sebagian orang yang katanya melek politik. Tampilannya sangat intelek, tapi mudah menyalahkan pihak lain yang berseberangan dengan konsep yang mereka jajakan. Iya, konsep. Yang sampai saat ini, setelah sekian lama, konsep itu belum juga ada wujudnya hingga bisa menjadi standar bagi umat.
Permasalahan mendasar adalah kurangnya ta'shil ilmu yang benar dan komprehensif, hingga keliru memahami hakikat fiqih siyasah itu sendiri. Bahwa inti dan tujuan dari siyasah adalah upaya mendekatkan umat pada mashlahat dan menjauhkan mereka dari mafsadat, kendati tidak ada dalil sarih yang menunjukkan hal tersebut. Itu inti dan tujuan utama siyasah yang hampir semua ulama nyatakan dalam definisi mereka tentangnya.
Kekeliruan memahami hal ini, menjadikannya terjebak menjadikan wasilah sebagai tujuan (ghayah). Bahkan mungkin menghancurkan tujuan (ghayah) hanya karena zahir wasilah yang tampaknya tidak seperti yang diharapkan. Benar, bahwa idealnya wasilah dan ghayah itu harus seperti yang terkonsep. Sekali lagi, terkonsep.
Ketahuilah, tidak mudah membuat sebuah perubahan radikal. Ada tahap dan fase yang harus dilalui. Sebab hari ini kita hidup dalam suasana dunia dan politiknya yang tidak berpihak pada kita. Bukan dunia awang-awang, yang bisa saja berubah dengan simsalabim. Atau, dengan mengajukan proposal kepada penguasa sebuah negara untuk menyerahkan daulahnya, lalu dirubah sesuai konsep kita. Tidak sesederhana itu. Dan dunia pun tak akan tinggal diam.
Nah, inilah yang sebenarnya terjadi pada sebagian pemimpin Islam hari ini yang terpaksa harus berjuang secara bertahap di bawah sistem sekuler. Bukan mengimani. Maslahat umat merupakan prioritas utama. Penegakkan agama dimulai sedikit demi sedikit, hingga memungkinkan untuk eksis. Ini harus dipahami, bukan dicela. Dibantu, dan bukan dihancurkan. Kalau hanya sekedar menjual wacana, semua juga bisa. Kalau hanya sekedar mengkritik, semua juga sanggup. Kalau hanya mau menikmati hasil, semua juga mau. Yang sulit adalah berperan aktif dan memberi kontribusi dalam sistem kendati kecil. Karena umat butuh solusi nyata yang sifatnya segera, bukan sekedar wacana yang belum pasti kapan wujudnya
Permasalahan mendasar adalah kurangnya ta'shil ilmu yang benar dan komprehensif, hingga keliru memahami hakikat fiqih siyasah itu sendiri. Bahwa inti dan tujuan dari siyasah adalah upaya mendekatkan umat pada mashlahat dan menjauhkan mereka dari mafsadat, kendati tidak ada dalil sarih yang menunjukkan hal tersebut. Itu inti dan tujuan utama siyasah yang hampir semua ulama nyatakan dalam definisi mereka tentangnya.
Kekeliruan memahami hal ini, menjadikannya terjebak menjadikan wasilah sebagai tujuan (ghayah). Bahkan mungkin menghancurkan tujuan (ghayah) hanya karena zahir wasilah yang tampaknya tidak seperti yang diharapkan. Benar, bahwa idealnya wasilah dan ghayah itu harus seperti yang terkonsep. Sekali lagi, terkonsep.
Ketahuilah, tidak mudah membuat sebuah perubahan radikal. Ada tahap dan fase yang harus dilalui. Sebab hari ini kita hidup dalam suasana dunia dan politiknya yang tidak berpihak pada kita. Bukan dunia awang-awang, yang bisa saja berubah dengan simsalabim. Atau, dengan mengajukan proposal kepada penguasa sebuah negara untuk menyerahkan daulahnya, lalu dirubah sesuai konsep kita. Tidak sesederhana itu. Dan dunia pun tak akan tinggal diam.
Nah, inilah yang sebenarnya terjadi pada sebagian pemimpin Islam hari ini yang terpaksa harus berjuang secara bertahap di bawah sistem sekuler. Bukan mengimani. Maslahat umat merupakan prioritas utama. Penegakkan agama dimulai sedikit demi sedikit, hingga memungkinkan untuk eksis. Ini harus dipahami, bukan dicela. Dibantu, dan bukan dihancurkan. Kalau hanya sekedar menjual wacana, semua juga bisa. Kalau hanya sekedar mengkritik, semua juga sanggup. Kalau hanya mau menikmati hasil, semua juga mau. Yang sulit adalah berperan aktif dan memberi kontribusi dalam sistem kendati kecil. Karena umat butuh solusi nyata yang sifatnya segera, bukan sekedar wacana yang belum pasti kapan wujudnya
dari FB Ustadz Rappung Samuddin
Posting Komentar